Rabu, 29 Januari 2025

Kalah Bukan Pecundang

Kalah Bukan Pecundang

 





Dalam sebuah kompetisi, perlombaan, kejuaraan dan yang semacamnya, pastinya kita akan disuguhkan seorang yang memenangkan kompetisi tersebut. Seorang pemenang tentunya akan merasa hanya dirinyalah yang terbaik. Begitupun sebaliknya, orang yang kalah akan merasa dirinya rendah, pengecut, pecundang dan segudang gelar yang didasari rasa pesimis lainnya. Atau kamu oernah ngga mengikuti suatu perlombaan dan kamu yang jadi pemenangnya ? gimana rasanya ? bangga sekaligus bahagia bukan ?

 

Sahabatku, sebenarnya menang dan kalah adalah hal yang lumrah. Tidak akan ada seorang pemenang kalau tidak ada yang kalah, begitu pula sebaliknya. Akan ada saatnya kita menang dan ada saatnya juga kalah. Itu adalah suatu kepastian. Ada pepatah mengatakan “Hidup itu bagaikan roda. Kadang diatas, terkadang juga dibawah”. Kehidupan ini terus berputar.


Sejak kita dilahirkan ke dunia ini pada dasarnya kita semua adalah seorang pemenang. Lho kok seorang pemenang, emangnya kenapa ? coba kita renungkan, saat Ibu dan Bapak kita ‘bertemu’, ada sekian banyak sel sperma yang berlarian berusaha untuk menembus dinding rahim tetapi hanya satu sel saja yang Alloh takdirkan mampu menembusnya, sedangkan sel-sel sperma yang lainnya berguguran di tengah perjalanan. Setelah sembilan bulan lamanya, keluarlah kita sebagai seorang bayi. Bukankah hal demikian sudah cukup untuk membuktikan bahwa kita dilahirkan sebagai pemenang ? jadi jangan pernah pesimis saat kekalahan melanda kita. Seperti kata pepatah, hidup itu bagaikan roda, kadang berada diatas kadang juga berada dibawah. Bisa jadi hari ini kamu kalah, tapi besok mungkin kamu menang. Karena sejatinya kemenangan dan kekalahan merupakan salah satu seni dalam hidup.

Minggu, 12 Januari 2025

Mempersiapkan Ketidakpastian

Mempersiapkan Ketidakpastian


   

Ketidakpastian dalam hidup merupakan sebuah kepastian yang akan dialami oleh semua Manusia. Ketidakpastian bisa mengarah kepada hal yang positif, tetapi lebih sering kepada sesuatu yang tidak mengenakkan hati. Hal tersebut dikarenakan kita adalah seorang manusia yang tidak selamanya memiliki kendali penuh atas apa yang kita inginkan dan kita rencanakan. Selalu ada satu, dua atau bahkan lebih dari itu yang meleset dari apa yang telah kita perkirakan, itu karena faktor-faktor di luar diri kita yang tidak bisa kita kendalikan secara penuh. Sehingga ketika kita mengalami kondisi yang tidak pasti, kita harus memahaminya dengan baik sehingga tidak menanggapi ketidakpastian tersebut secara berlebihan.

    Sakit. Kecewa. Menyesal. Marah. Sesak. Itulah perasaan yang mungkin kita rasakan saat mengetahui apa yang sudah menimpa kita dari ketidakpastian tersebut. It's oke, tidak mengapa karena kita juga berhak untuk sedih, kecewa, dsbnya. Namun, kita juga tidak boleh berlarut-larut dalam perasaan itu semua karena sesuatu yang ditanggapi secara berlebihan juga tidak baik. Agar kita tidak berlarut-larut dalam perasaan sedih dan kecewa yang menimpa kita atas ketidakpastian yang menimpa kita, berikut beberapa solusi yang bisa kamu lakukan:


      BELAJAR MEMAHAMI KONDISI

Dengan memahami situasi dan kondisi yang kita alami, hal tersebut akan membantu kita untuk lebih bijak dalam mengambil langkah yang akan kita ambil sehingga kita tidak gegabah dalam mengambil langkah tersebut.


MELIHAT MASALAH DARI SEMUA SUDUT PANDANG

Boleh jadi masalah yang kita alami adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita meski sesuatu itu adalah bukan hal yang kita sukai. Dalam firman-Nya Allah menyebutkan “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Allah lebih mengetahui dan kamu tidak mengetahui”. Jadi belajar untuk melihat suatu masalah dari semua sudut pandang, dari A sampai Z nya, sehingga kita memahami bahwa ketidakpastian tidak selalu berdampak buruk bagi kita.


MEMOHON PERTOLONGAN ALLAH

Diantara semua hal yang paling penting saat ketidakpastian tersebut menimpa kita, hal pertama yang harus terpikirkan dalam benak kita ialah meminta pertolongan Allah. Kenapa? Karena sejatinya kita mahluk yang lemah dan tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol semua hal yang berada di luar kendali kita, sehingga kita membutuhkan Dzat yang lebih kuat dan memiliki segalanya, dan Dia hanyalah Allah semata. Dan juga ketika kita sudah bersandar kepada-Nya, hati ini akan merasa lebih tenang saat kita mengalami ketidakpastian tersebut karena sejatinya kita mengetahui Allah lebih sayang kepada kita.


FOKUS TERHADAP DIRI SENDIRI

Setelah kita memahami dan melakukan ketiga poin di atas, hal selanjutnya yang mesti kita lakukan adalah tetap fokus terhadap diri sendiri. Fokus dan berusaha komitmen dengan apa yang kita ingin capai. Jangan sampai apa yang orang lain lakukan kepada kita membuat kita terdistraksi.


Keempat poin di atas semoga bisa membantu teman-teman semua untuk keluar dari kondisi ketidakpastian yang tentunya tidak membuat nyaman dan bingung untuk mengambil langkah apa yang harus dilakukan. Tulisan ini juga saya tulis saat ini di saat saya sedang menghadapi kondisi ketidakpastian tentang kelanjutan hubungan saya, maka saya menuliskannya dalam sebuah tulisan yang semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman semua dan tentunya bermanfaat bagi diri sendiri yang sedang dilanda ketidakpastian. (IK)

 

 

Minggu, 05 Januari 2025

Teka-teki Kehidupan

Teka-teki Kehidupan



Perjalanan hidup selalu penuh dengan teka-teki. Kemarin kita ditimpa musibah, boleh jadi hari ini atau besok, kita mendapatkan rezeki yang sangat melimpah, begitupun sebaliknya. Mungkin begitulah saya menggambarkan lika-liku kehidupan saya di dua tahun belakangan ini.

Akhir tahun 2023 merupakan akhir tahun yang tidak terduga sekaligus menjadi bagian yang paling tidak saya inginkan dalam hitup ini (bahkan mungkin juga semua orang tidak menginginkannya). Namun hidup bukan perkara hal yang kita inginkan saja, melainkan apa yang telah ditakdirkan kepada kita. Tepatnya pada tanggal 13 Desember 2023, saya mengalami musibah berupa kehilangan uang dengan jumlah yang cukup besar yaitu Rp.9.700.000,00 atau hampir 10 juta rupiah karena ditipu orang. Uang yang semestinya saya gunakan untuk membeli sebuah laptop baru, namun raib begitu saja dikarenakan keteledoran saya dalam bertransaksi jual beli kamera. 


Satu tahun kemudian, Allah memudahkan saya dan mengundang saya untuk berangkat ke rumah-Nya di tanah suci dalam rangka melaksanakan ibadah umroh, tepatnya pada tanggal 14 Desember 2024, saya berangkat menuju tempat yang paling diimpikan dan didambakan oleh setiap muslim yang mencintai baginda Rasulullah shallaallahu 'alaihi wasallam yaitu Kota Nabi yang dikenal dengan Kota Madinah. Setidaknya inilah awal mula saya menulis perjalanan saya untuk melaksanakan ibadah umroh. Kehidupan yang penuh teka-teki dan sulit untuk ditebak, kehidupan yang berjalan tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan dan kita rencanakan, namun Allah selalu memiliki pilihan yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya. 

Sabtu, 04 Januari 2025

Memulai kembali

Memulai kembali



[DISCLAIMER: TULISAN INI SAYA TULIS DI TAHUN 2021 DAN SUDAH SAYA TERBITKAN DI WORDPRESS SAYA YANG LAMA AKAN TETAPI SUDAH TIDAK SAYA GUNAKAN LAGI, AKHIRNYA UNTUK MEMUDAHKAN, SAYA HANYA COPY-PASTE TULISAN LAMA SAYA YANG ADA DI WORDPRESS DULU SEBAGAI TULISAN PERTAMA SAYA DI WEBSITE YANG BARU]


    Berat. Malas. Itulah yang saya rasakan saat ini. Seperti tidak ada semangat untuk kembali berkarya. Saya seperti kehilangan semangat yang dulu sempat membara dalam diri. Saya sendiri pun bingung, entah kenapa semua ini terjadi. Saya merasa berada pada titik terendah dalam hidup. Saat masa sekolah dulu, lebih tepatnya ketika duduk di bangku SMA, semangat saya betul-betul membara. Semangat untuk terus menulis semua keadaan yang saya rasakan saat itu, meskipun fasilitas yang saya punya sangat terbatas, tapi sekarang ? Semangat itu mulai memudar. Dulu semangat saya adalah semangat anak muda yang ingin mewujudkan impiannya. Perlahan tapi pasti, semangat itu mulai terkikis seiring berputarnya waktu.
 
    Tapi saya seolah tersadar kembali kalau selama ini hanya lebih banyak membuang waktu di sisa usia hanya untuk sesuatu yang tidak berguna. Saya dulu pernah punya impian untuk bisa menjadi penulis dan bisa menerbitkan buku pertama gue. Nyatanya ? Lima tahun berselang dari pertama kali saya punya mimpi itu, beberapa halaman saja belum tertuang dalam catatan. Padahal kalo dipikir-pikir, fasilitas yang saya miliki sekarang lebih memadai dibanding lima tahun lalu, tapi soal konsistensi dalam menulis, diri saya yang sekarang tidak lebih baik dari diri saya lima tahun lalu.

    Ya, ini adalah curhatan saya sendiri dan nasehat untuk diri sendiri yang selama ini sudah terlalu lama membiarkan waktu terbuang begitu saja tanpa ada suatu hasil yang bermanfaat. Dan saya bertekad mulai malam ini, saya akan “MEMULAI KEMBALI!”.